Skip to main content

5 Makanan Khas Situbondo Yang Wajib di Coba!

Situbondo , sebuah kabupaten di Jawa Timur yang kaya akan budaya dan keindahan alamnya, juga menyimpan harta karun kuliner yang memikat. Lima hidangan khas yang wajib Anda coba saat berkunjung ke Situbondo adalah Nasi Sodu, Tajin Palappa, dan Nasi Karak. Setiap hidangan memiliki cerita dan cita rasa unik yang akan memanjakan lidah Anda. 1. Nasi Sodu Nasi Sodu atau "nasek sodu" dalam bahasa setempat adalah kuliner legendaris yang sederhana namun menggugah selera. Kata "sodu" sendiri dalam bahasa Madura diartikan sebagai "lodeh". Hidangan ini terdiri dari nasi putih yang disiram dengan kuah santan agak kental yang berisi potongan labu siam dan ikan laut, seperti cakalang. Nasi Sodu memiliki cita rasa yang dominan gurih dan sedikit asin, berbeda dengan lodeh pada umumnya yang cenderung manis. Keunikan lainnya adalah cara penyajiannya yang menggunakan alas daun pisang, yang menambah aroma wangi pada hidangan. Biasanya, Nasi Sodu disajikan hangat dengan tambah...

Inilah Cara Mencegah Stunting Anak Di Situbondo

Kabid Pengendalian Penduduk Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Situbondo Danik Sumartini dalam pelatihannya kepada ibu ibu PKK hari kami (21/8/2025) menyebutkan angka prevelansi stunting di Situbondo mencapai 10,6  persen.

Apa itu Stunting?

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis, infeksi berulang, dan stimulasi yang tidak memadai. Ini bukan hanya tentang tubuh yang pendek, tetapi juga berdampak pada perkembangan otak dan kemampuan kognitif anak.

Strategi Pencegahan Berdasarkan Penyebab di Situbondo

Faktor penyebab stunting di daerah pesisir seperti Situbondo seringkali spesifik, seperti akses terhadap protein hewani yang sebenarnya melimpah (ikan) namun belum dimanfaatkan optimal, pola asuh, dan sanitasi.

A. Untuk Calon Ibu & Ibu Hamil (1000 Hari Pertama Kehidupan - Masa Emas)

  1. Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal Care) Teratur: Minimal 6 kali selama kehamilan. Manfaatkan Posyandu, Puskesmas, dan bidan desa untuk memantau kesehatan dan mendapat tablet tambah darah.

  2. Konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD): Anemia pada ibu hamil sangat berisiko menyebabkan bayi lahir dengan berat rendah. Minum 1 tablet setiap hari selama kehamilan.

  3. Gizi Seimbang untuk Ibu Hamil & Menyusui:

    • Perbanyak Protein: Manfaatkan sumber protein lokal yang murah dan melimpah di Situbondo, seperti ikan laut (tenggiri, tongkol, lemuru), ikan teri, telur, dan tempe/tahu.

    • Isi Piringku: Pastikan setiap piring berisi karbohidrat, lauk-pauk, sayuran (kangkung, bayam), dan buah-buahan.

    • Hindari Pantangan Mitos: Jangan percaya mitos bahwa ibu hamil tidak boleh makan ikan atau telur karena bisa bau amis pada bayi. Itu tidak benar.

B. Untuk Bayi dan Balita (0-24 Bulan)
  1. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan ASI Eksklusif:

    • Lakukan IMD dalam 1 jam pertama setelah lahir.

    • Berikan ASI saja hingga bayi berusia 6 bulan. ASI adalah makanan terbaik untuk mencegah stunting.

  2. MPASI Bergizi (Setelah 6 Bulan):

    • Kaya Protein dan Zat Besi: MPASI tidak hanya bubur nasi. Tambahkan ikan yang sudah dihaluskan, hati ayam, telur, kacang hijau, atau udang kecil.

    • Variasi Menu: Jangan hanya memberi bubur instan. Buat MPASI rumahan dengan bahan lokal yang lebih bergizi dan terjangkau.

    • Frekuensi: Beri makan 3-4 kali sehari dengan porsi sesuai usia, ditambah 2 kali selingan (buah pisang, pepaya).

  3. Pemantauan Pertumbuhan:

    • Timbang Bayi/Balita Setiap Bulan di Posyandu. Grafik di Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah alat deteksi dini yang crucial. Jika berat badannya tidak naik dalam 2 bulan berturut-turut, segera konsultasi ke Puskesmas.

  4. Imunisasi Lengkap: Imunisasi melindungi anak dari penyakit infeksi yang dapat menghambat penyerapan gizi dan menyebabkan stunting.

C. Untuk Keluarga (Pola Asuh dan Lingkungan)

  1. Pola Asuh dan Edukasi Orang Tua:

    • Peran Ayah: Ayah harus terlibat aktif dalam mendukung ibu dan memastikan kecukupan gizi keluarga.

    • Hindari Makanan "Junk Food": Batasi uang jajan untuk membeli camilan rendah gizi. Ganti dengan buah atau makanan bergizi buatan rumah.

    • Stimulasi: Ajak anak bicara, bermain, dan membaca untuk perkembangan otaknya.

  2. Perbaikan Sanitasi dan Higiene:

    • Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS): Gunakan jamban sehat. Tinja yang mencemari lingkungan adalah sumber penyakit (diare, cacingan) yang menyebabkan gizi tidak terserap.

    • Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS): Lakukan sebelum makan, setelah BAB, dan setelah kontak dengan hewan. Ini mencegah penularan penyakit.

    • Air Bersih: Pastikan sumber air minum keluarga terlindungi dan bersih.

Peran Kader dan Masyarakat Situbondo

  1. Edukasi Berbasis Budaya: Kader kesehatan dan tokoh masyarakat dapat menyampaikan pesan pencegahan stunting dalam bahasa Madura/Jawa yang mudah dipahami, menggunakan contoh bahan pangan lokal.

  2. Kelompok Pendukung Ibu: Membentuk kelompok di dusun-dusun dimana ibu bisa berbagi pengalaman dan resep MPASI berbahan ikan dan hasil laut lainnya.

  3. Dapur Sehat Atasi Stunting: Inisiatif untuk mengolah makanan bergizi dari bahan lokal secara bersama-sama untuk balita yang berisiko stunting.

Peran Pemerintah Daerah dan Stakeholder

  1. Konvergensi Program: Koordinasi yang kuat antara Dinas Kesehatan, Dinas PMD, Dinas Perikanan, Dinas Pertanian, dan DP3AKB untuk menyasar desa-desa prioritas stunting.

  2. Optimalisasi Potensi Lokal:

    • Dinas Perikanan: Bisa mengadakan pelatihan pengolahan ikan untuk ibu-ibu (contoh: membuat nugget ikan, bakso ikan, abon ikan) agar anak tidak bosan.

    • Dinas Pertanian: Promosikan program Pekarangan Pangan Lestari (P2L) untuk menanam sayur dan ternak lele/ayam di pekarangan rumah.

  3. Akses ke Air Bersih dan Sanitasi: Mempercepat program pembangunan sanitasi layak (STBM) terutama di daerah pelosok dan pesisir.

  4. Sosialisasi Massif: Gunakan media lokal, radio, dan spanduk di tempat umum dengan pesan yang jelas dan visual yang menarik tentang pentingnya gizi dan imunisasi.

Kesimpulan

Mencegah stunting di Situbondo membutuhkan pendekatan holistik yang dimulai dari 1000 HPK, memanfaatkan sumber daya lokal (khususnya ikan dan hasil laut) yang melimpah, memperbaiki sanitasi, dan didukung oleh edukasi pola asuh yang tepat. Kolaborasi antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah daerah adalah kunci keberhasilan.

Langkah Awal yang Bisa Dilakukan Sekarang:

  1. Jika Anda ibu hamil, minumlah tablet tambah darah dan periksa kehamilan secara teratur.

  2. Bawa balita Anda ke Posyandu setiap bulan untuk ditimbang.

  3. Masukkan ikan atau telur ke dalam menu makan keluarga setiap hari.

  4. Pastikan keluarga Anda menggunakan jamban sehat dan cuci tangan dengan sabun.

Dengan kerja sama semua pihak, Situbondo Bisa bebas dari stunting!

Artikel Populer

SDIT Bina Insan, IKADI, dan Salimah Situbondo Gelar Peringatan Maulid Nabi, Tekankan Peneladanan Akhlak Rasulullah

SITUBONDO – Dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H, SDIT Bina Insan bersama IKADI (Ikatan Dai Indonesia) Situbondo dan Salimah Situbondo menyelenggarakan kajian islami yang khidmat dengan tema "Menggali Hikmah dari Akhlak dan Perjuangan Nabi Muhammad SAW". Acara yang berlangsung pada Sabtu, 23 Agustus 2025, di Masjid Bina Insan Panji tersebut, dihadiri oleh orang tua siswa, guru, dan masyarakat umum. Kegiatan yang mengusung semangat untuk menggalakkan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW ini menghadirkan Ustaz Agus Rohmawan dari IKADI Jawa Timur sebagai narasumber. Dalam ceramahnya yang mendalam, Ustaz Agus menekankan pentingnya meneladani Rasulullah SAW sesuai dengan tingkat keimanan dan kemampuan masing-masing individu. “Kita tidak harus langsung menjadi sempurna seperti Rasulullah. Mulailah dari hal-hal kecil yang mampu kita lakukan. Yang terpenting adalah konsistensi dan keikhlasan dalam meniti jalan kebaikan,” pesannya. Ustaz Agus juga mengajak jamaah u...

PKS Situbondo Gelar Musda VI, Lantik Kepengurusan Baru Periode 2025–2030

Situbondo, 6 September 2025 – Dewan Pengurus Daerah (DPD) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Situbondo menyelenggarakan Musyawarah Daerah (Musda) VI pada Sabtu (6/9) di Aula BR Café Situbondo. Kegiatan ini digelar sebagai forum tertinggi di tingkat daerah yang secara periodik dilaksanakan sesuai dengan AD/ART partai, sekaligus menjadi momentum pergantian kepengurusan setiap lima tahun sekali. Musda VI PKS Situbondo dihadiri oleh jajaran pengurus, anggota, serta para ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Kabupaten Situbondo. Suasana berlangsung khidmat, penuh keakraban, dan semangat kebersamaan. Agenda utama Musda kali ini adalah pelantikan kepengurusan baru Majelis Pertimbangan Daerah (MPD), Dewan Pimpinan Daerah (DPD), dan Dewan Etik Daerah (DED) PKS Situbondo periode 2025–2030. Nama-nama yang dilantik antara lain: Ketua MPD : Budi Setyono Ketua DPD : Sujanu Harto Mulyono Ketua DED : Habibur Rohman Dalam sambutannya, Ketua DPD PKS Situbondo terpilih, Sujanu Harto Mulyono , m...

Ini Manfaat Raperda Kawasan Tanpa Rokok Kabupaten Situbondo

Pemerintah Kabupaten Situbondo sedang dalam proses menyusun Rancangan Peraturan Daerah ( Ranperda ) mengenai Kawasan Tanpa Rokok ( KTR ). Wakil Bupati Situbondo, Ulfiyah , yang kerap disapa Mbak Ulfi, menekankan bahwa kebijakan ini tidak dimaksudkan untuk melarang aktivitas merokok, melainkan mengarahkan pada penetapan lokasi-lokasi tertentu yang harus bebas dari asap rokok. Dalam penjelasannya, Mbak Ulfi menyatakan bahwa aturan ini akan diberlakukan di berbagai tempat strategis, termasuk sarana kesehatan, institusi pendidikan, area ibadah, serta ruang publik. “Ranperda ini bertujuan bukan untuk melarang, melainkan mengatur agar hak masyarakat untuk memperoleh udara bersih dan hidup sehat dapat terjamin,” ujarnya pada Jumat (22/8/2025). Ia menambahkan bahwa latar belakang perumusan Ranperda ini adalah keprihatinan terhadap kondisi kesehatan masyarakat. Asap rokok, baik yang dihirup secara langsung maupun tidak langsung, telah terbukti menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan. “Ini me...