Para peserta datang langsung ke Klinik Pratama Polres Situbondo Polda Jatim yang berlokasi di Jalan Jaksa Agung Suprapto Situbondo. Mereka datang untuk menghapus tato di tangan, tubuh, bahkan ada yang dibagian wajah.
Penggunaan tato pada badan memiliki dampak yang kompleks, mencakup aspek kesehatan, sosial, dan profesional. Dampak-dampak ini bisa bersifat negatif maupun positif, tergantung pada konteksnya. Berikut Dampak Negatif Penggunaan tato:
1. Dampak Kesehatan
Risiko kesehatan terutama terkait dengan proses pembuatan dan tinta yang digunakan.
Infeksi: Jika peralatan tidak steril, dapat menyebabkan infeksi bakteri pada kulit (seperti selulitis) atau bahkan penularan penyakit serius seperti Hepatitis B, Hepatitis C, dan HIV.
Reaksi Alergi: Tinta tato, terutama tinta berwarna (merah, hijau, kuning), dapat menyebabkan reaksi alergi yang menimbulkan ruam, gatal-gatal, dan pembengkakan di area tato. Reaksi ini bisa terjadi segera atau bahkan bertahun-tahun kemudian.
Granuloma: Benjolan kecil yang terbentuk di sekitar tinta yang dianggap sebagai benda asing oleh tubuh.
Pembentukan Keloid: Pada orang yang memiliki kecenderungan kulit keloid, luka tusukan jarum tato dapat memicu pertumbuhan jaringan parut yang berlebihan.
Komplikasi Pencitraan Medis (MRI): Beberapa tinta, terutama yang mengandung logam, dapat membengkak atau terasa panas selama pemeriksaan MRI. Meskipun jarang, ini dapat mengganggu kualitas gambar MRI.
Masalah pada Kulit: Tato dapat menyembunyikan gejala kanker kulit seperti melanoma, membuatnya lebih sulit dideteksi dini.
2. Dampak Sosial dan Psikologis
Stigma dan Persepsi Negatif: Di beberapa lingkungan budaya atau komunitas konservatif, tato masih dikaitkan dengan citra negatif seperti kriminalitas, pemberontakan, atau ketidakprofesionalan.
Penyesalan (Tattoo Regret): Seiring waktu, selera seseorang bisa berubah. Tato yang dianggap keren di masa muda mungkin dianggap tidak sesuai di kemudian hari. Penyesalan ini bisa menyebabkan tekanan psikologis.
Dampak pada Identitas Diri: Jika tato memiliki makna yang dalam dan kemudian makna itu berubah atau hilang, dapat menimbulkan konflik internal.
3. Dampak Profesional dan Karir
Batas dalam Dunia Kerja: Meski semakin diterima, banyak perusahaan (terutama di bidang hukum, keuangan, perhotelan, atau layanan publik) masih memiliki kebijakan ketat yang mengharuskan tato ditutupi dan tidak terlihat saat bekerja.
Bias Tidak Sadar (Unconscious Bias): Perekrut atau atasan mungkin memiliki prasangka tertentu terhadap orang yang memiliki tato yang terlihat, yang dapat memengaruhi penilaian mereka tentang profesionalisme kandidat.
4. Dampak Finansial
Biaya Pembuatan: Membuat tato yang berkualitas dan aman membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Biaya Penghapusan: Proses menghapus tato (laser removal) jauh lebih mahal, menyakitkan, memakan waktu lama (beberapa sesi), dan tidak selalu menghilangkannya sepenuhnya. Bekas luka juga mungkin tertinggal.